Kamis, 27 September 2018

Introvert Itu Sombong Dimata Tetangga Dan Dibilang Gak Peduli Keluarga, Pernah Merasakan?

Udah lama gak curhat disini, sepertinya aku belum pernah bikin postingan tentang introvert dimata para tetangga. Jujur saja aku adalah tipe introvert yang jarang banget gaul atau sekedar ngerumpi ditempat tetangga. Kebetulan aku tinggal didesa, tau sendiri kan kehidupan didesa seperti apa? Pokoknya gak secuek kehidupan diperkotaan. Kehidupan didesa itu tingkat ngerumpinya tinggi, dikit-dikit ngumpul diemperan ngomongin ini itu.

Ngerumpi adalah hal yang gak aku suka, kalau misal lagi ada yang ngumpul di emperan rumah pada ngobrol kadang aku keluar tapi sekedar pura-pura mendengarkan saja, gak pernah ikut nimbrung ngomongin apalagi kalau yang diobrolin adalah kejelekan orang atau tetangga lainnya yang saat itu gak ada disitu dengan kata lain ngomongin orang dibelakang alias menggunjing. Tapi seringnya aku lebih milih tetap didalam aja alias gak keluar jadi yang ngobrol diluar itu orangtua dan para tetangga.

Lalu sebenarnya gimana sih pendapat tetangga tentang aku yang gak gaul ini? Sejauh ini sih belum ada yang ngomong langsung tapi kalau berupa sindiran-sindiran tidak langsung (ngomongin dibelakang) yang bilang aku gak pernah keluar dan semacamnya itu ada. Jujur saja aku kesal kalau disindir-sindir gitu, dalam hati bawaanya doain yang jelek-jelek tuh pada orang yang suka nyindir. Tapi sebisa mungkin aku berusaha cuek.

Lalu adakah yang menyampaikan keluhan tentang sifatku yang dianggap aneh ini kepada orangtua? Yang pasti jelas ada, itulah mengapa ortu kadang ngomel bilang malu punya anak sepertiku yang gak gaul atau aneh macam ini. Jujur saja aku kesal juga dengan sikap ortu yang seolah hanya mentingin pendapat tetangga dan gak ngertiin perasaan anaknya, bahkan dengan terang-terangan bilang malu punya anak sepertiku. (*bawaannya pengin mewek aja gitu loh…. Dan maaf aku nulis ini bukan untuk menjelek-jelekan ortu atau keluarga, tapi hanya untuk menggambarkan gimana kehidupan keluarga seorang introvert yang jarang komunikasi dengan keluarga sepertiku).

Nah dari kekesalan terhadap sikap ortu itulah aku lebih sering diam dan jarang komunikasi, karena aku merasa tidak bisa menjelaskan apapun. Dan mau melakukan pembelaan seperti apapun mereka gak akan bisa ngerti gitu loh.

Lalu pernahkan dibilang gak peduli keluarga karena jarang komunikasi? Jawabnya iya! Dan jujur saja aku sendiri memang merasa kurang peduli dengan keluarga, karena bawaan perasaan bahwa mereka pun gak peduli denganku gitu loh. (*entah sikap seperti ini semacam otomatis efek timbal balik gitu).

Kadang aku ingin bersikap normal karena merasa bersalah gitu tapi tetep susah karena biasa terngiang-ngiang dengan hal-hal yang menyakitkan hati. Tau sendiri kan intovert itu baperan, sekalinya disakitin susah lupa.

Dengan sikap yang jarang komunikasi dengan keluarga macam ini tentu dimata oranglain yang salah adalah aku. Aku sendiri sadar dan selalu merasa berdosa tapi ya itu tadi susah untuk bersikap normal karena intinya keluarga sendiri juga gak bisa menerima kepribadianku yang introvert ini.

Jadi intinya aku adalah intorvert yang penuh perang batin didalam keluarga, dimana mereka gak bisa menerima keadaanku dan aku sendiri pun kesal dengan hal itu, jadinya sama-sama gak bisa saling menerima.

Dan apakah hanya aku saja yang mengalami hal seperti ini dimana orang tua atau keluarga gak ngertiin tentang sifat introvert sehingga terjadi perang batin? Tentu saja tidak, aku tau kok ada yang serupa juga tapi belum ngaku.

Oh iya postingan ini diilhami dari sebuah pertanyaan dari “Iyos Area” (dalam postingan Pentingnya Introvert Menerima Keadaan Diri Sendiri), dimana pertanyaanya seperti dibawah ini:



Entah yang dialami mirip dengan yang aku alami atau tidak tapi intinya dia juga mengalami hal yang serupa yakni kurang komunikasi dengan keluarga.

Terimakasih ya buat teman-teman yang sudah berkunjung dan menyimak blog yang isinya cuma curhat doang ini. Jangan sungkan untuk berkomentar karena siapa tau kita tipe introvert yang serupa jadi bisa saling berbagi.


Salam malu-malu,
dari pojokan

8 komentar:

  1. bedanya klo saya , keluarga di kampung, sedangkan saya sendiri ada di perantauan, jadi sedikit ada rasa ga peduli apa kata orang. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mending sih diperantauan jadi gak begitu merasakan gunjingan tetangga secara langsung :)

      Aku dulunya juga memilih kos dan akhirnya kembali ke rumah dengan cita-cita memperbaiki diri dalam hal komunikasi dengan orang sekitar tapi pada prakteknya susah :)

      Hapus
  2. Lalu bagaimanakah dengan karir anda? Bagaimana jg hubungan anda dgn rekan kerja anda? Atau anda memilih usaha sendiri supaya tak berlama2 dgn orang asing?.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulunya aku pernah coba kerja kantoran sesuai ijazah tapi selalu aja merasa gak nyaman, jadinya keluar masuk. Hingga akhirnya belajar tentang dunia online terutama tentang blog dan meski pelan-pelan secara otodidak berusaha untuk mencari peluang penghasilan. Blog-ku gak hanya ini kok, kalau blog ini hanya sekerdar tempat curhat saja, blog lain ada https://www.drpojokan.com ada juga https://www.payungin.com https://payunghargamurah.com dan lain sebagainya.

      Aku memilih usaha sendiri bukan agar tidak berlama-lama dengan orang asing, tapi aku melakukan ini sesuai dengan minat atau passion diri sendiri aja gitu.

      Hapus
  3. terimakasih telah menulis ini.. aku jadi nggak merasa sendiri :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sebenarnya pasti sebagian introvert merasakan hal yang sama :)

      Hapus
  4. Ya begitulah hidup sering di hina orang gara - gara di bilang ngak gaul jadi ngak di sukai tetangga dan jadi bahan gosib

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo aku sih sebenarnya bodo amat kalo digosipin :)

      Hapus

http://introvertpemalu.blogspot.com