Tampilkan postingan dengan label Keuntungan Menjadi Introvert. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keuntungan Menjadi Introvert. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Januari 2019

Kenapa Meski Sama-sama Introvert Tapi Berbeda-beda Karakternya?

Dalam beberapa postingan aku sudah sedikit menyinggung bahwa meski sama-sama introvert tapi tidak ada yang sama plek atau dengan kata lain karakternya itu bisa berbeda-beda. Aku sadar bahwa setiap orang pasti berbeda, tercipta dengan keanehannya eh keunikan masing-masing. Layak-nya sidik jari dimana setiap orang pasti beda gitu kan. Tapi kadang aku masih heran dan bertanya-tanya kenapa meski sama-sama introvert tapi bisa berbeda-beda karakternya?

Sebagai introvert kadang aku suka merenung sok-sokan menganalisa karakter orang, mikirin dia introvert tapi kok bisa begitu, aku introvert tapi kok begini? Contoh sederhananya gini:

  • Aku lihat ada yang introvert tapi tetep narsis di sosmed, pede selfie-selfie. Sementara aku sama sekali gak suka selfie apalagi sampai dipajang di sosmed. (*apa mungkin ini karena aku pemalu? **lebih tepatnya takut malu-maluin karena pada dasarnya mukaku tuh gak ramah kamera banget alias gak foto genik).
  • Aku lihat ada introvert tapi tetep pede bikin status ada yang lebay bahkan ada yang suka mengeluh kayak orang depresi. Ada juga yang jadi cebong atau kampret garis keras sehingga nampak jelas mengeluarkan cacian pada tokoh yang tidak dia dukung. Sementara aku anti banget kalau suruh bikin status apalagi hal-hal yang bersifat keluhan terutama masalah pribadi (*yang mungkin memang bakatnya aku jadi sosok yang misterius ^halah….). Bahkan aku juga males kalau harus nunjukin jiwa asliku yang kekampretan atau kecebongan, aku sama sekali tidak ingin terlihat fanatik terhadap sesuatu. Aku memang aktif main sosmed tapi paling sering update di IG dan itu pun cuma posting foto serangga, bunga atau hal lain selain foto selfie.
  • Aku lihat ada introvert tapi biasa pakai kata kasar, sementara aku baca orang pakai kata (*maaf) anjing, bangsat, atau sejenisnya itu aja sudah merasa itu tuh kasar. Bahkan di sosmed banyak kan itu yang bercandaan pakai kata itu, apalagi kalau marah. Bukannya sok alim tapi entah mengapa aku tidak suka banget dengan kata-kata kasar (*mungkin karena aku terlalu perasa dan gak bisa dikasarin ^halah…)
  • Aku lihat ada introvert yang seperti orang biasa pada umumnya, misal pacaran atau bahkan sudah menikah punya anak dan nampak menjalani kehidupan sosial dengan baik-baik saja. Sementara aku? Nikah juga belum, kehidupan sosial tidak baik-baik saja, aku sangat kurang gaul. (*mungkin aku terlalu aneh, paling aneh diantara yang aneh-aneh ^astagah….)
  • Apalagi ya? Ya pokoknya banyaklah hal-hal yang menunjukan bahwa meski sama-sama introvert tapi karakter bisa jadi berbeda-beda. Intinya meski sama tapi gak sama persis gitu lah ya.



Yah gitu deh, aku kadang membanding-bandingkan diriku sendiri dengan orang lain tapi hal ini bukan berarti aku menyesal dengan keadaan diri sendiri. Karena pada dasarnya sebagai introvert aku mulai bisa menerima diri sendiri, bahkan entah kapan itu aku sudah pernah menulis tentang pentingnya introvert menerima diri sendiri.

Nah membandingkan diri sendiri yang aku lakukan ini sekedar dalam rangka menyadari bahwa setiap orang berbeda bahkan meski sama-sama introvert. Maka dari itu selain harus bisa menerima diri sendiri juga harus bisa menerima bahwa setiap orang itu pada dasarnya berbeda, orang lain memang begitu dan kita gak bisa memaksa orang agar begini. Intinya harus bisa menghormati orang lain.

Hal yang perlu dan harus aku ingat adalah jangan sampai membandingkan kekurangan diri sendiri dengan kelebihan orang lain karena hal ini akan jadi hambatan untuk menerima diri sendiri. Logikanya gimana kita bisa menerima diri sendiri kalau terus-terusan bandingin kekurangan kita dengan kelebihan orang lain, yang ada kita tidak bisa bersyukur dan selalu aja merasa kurang nan tak sempurna, ye kan?

Selaku introvert yang kalau nulis diblog sok bijak gini tapi sebenarnya dalam kehidupan nyata aku juga tak luput dari rasa galau loh ya. Saat galau masalah pribadi biasanya hanya diem sendiri aja dipojokan sambil sebisa mungkin memotivasi diri sendiri agar tetap bisa konsisten menerima diri sendiri dan menerima bahwa setiap orang itu memang berbeda bahkan meski sama-sama introvert. Jadi kalau aku galau tuh gak yang mengeluh di sosmed atau curhat ke orang gitu, cukup diam-diam aja gitu, entar kalau dah capek menggalau juga bisa kembali normal dengan sendirinya.


Salam malu-malu,
dari pojokan

Selasa, 22 Desember 2015

Jangan Salah! Menjadi Seorang Introvert Adalah Keuntungan Luar Biasa


Keuntungan Menjadi Seorang Introvert || Dalam kehidupan nyata seorang introvert itu terkesan aneh karena seolah tak seperti orang pada umumnya, dianggap pendiamlah, suka menyendirilah, dan sekitarnya. Tapi seorang introvert sejati pasti bisa merasakan betapa beruntungnya ketika tercipta sebagai seorang yang memiliki karakter introvert. Beberapa keuntungan yang aku rasakan antara lain.

  • Semacam Langka
(Aku bilang langka tapi kok kesannya kayak hewan atau benda purba itu ya? *ah rapopo lah!) Gini loh, orang yang berkarakter introvert itu termasuk kaum minoritas, misalkan diantara 100 orang dalam satu kampung, mungkin hanya ada 1 atau 2 yang memiliki karakter introvet. Itu pun antara satu dengan satunya lagi belum tentu sama persis loh ya keintrovertannya. Ibaratnya tuh terkutuk banget beruntung banget termasuk dalam cinptaan yang limitid edition.

  • Lebih Peka
Seorang introvert itu lebih banyak mendengar, menganalisa segala sesuatu dalam diamnya, karena itulah biasanya orang introvert itu lebih mudah mengenali karakter seseorang. Mampu memterjemahkan hal-hal sekitarnya dengan baik. Sisi negatifnya kadang hal-hal sepele hawanya baper alias bawa perasaan. Sangking pekanya kadang cinderung horor, dulu aku kalo ada orang mau meninggal gitu biasanya terasa semacam ada feeling, tapi sekarang sih enggak, berusaha mengabaikan feeling-feeling yang cinderung horor.

  •  Lebih Tenang Menghadapi Masalah
Seorang introvert biasanya lebih tenang dalam menghadapi masalah, tidak panik atau dalam bahasa mendok-nya tuh gak gampang kesusunan. Misal aku sama masku sama-sama punya masalah trauma terhadap gempa karena efek gempa dahsyat 2006 yang melanda Jogja-Klaten-sekitarnya, kini kalo ada gempa masku langsung lari nabrak sana-sini alias gedebukan, sementara aku meski deg-degkan tapi lebih santai. Kadang aku kalo melihat orang kesusunan atau panikan itu rasanya sebel, tapi ya aku sadar sih mereka gak bisa santai seperti aku, layaknya aku yang gak bisa kesusunan seperti mereka, (*bahasanya dibolak-balik semoga yang baca mikirnya gak kebalik-balik).

  • Merasa Beruntung Dalam Keanehan
Seorang introvert itu sendiri sadar kalo dirinya aneh tak seperti orang pada umumnya. Tapi seorang introvert yang baik tentu tetep bisa menerima keadaan bahkan bersyukur "inilah diriku". Seorang introvert harus bisa menerima dirinya sendiri karena jika tidak pasti akan menjadi orang yang pesimis, menyalahkan kok aku gini, kok aku gak kayak mereka dan lain sebagainya.

Intinya sih entah introvert atau bukan, banyak bersyukur akan serasa makin beruntung.

Salam Malu-Malu,
dari pojokan

http://introvertpemalu.blogspot.com