Tampilkan postingan dengan label Introvert Pendiam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Introvert Pendiam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Juli 2019

Orang Introvert Susah Lulus Kuliah? Sulit Menjalani Proses Kuliah? Calon Pengangguran?

Dalam dunia introvert banyak paradigma atau bahkan ketakutan ini itu. Misal orang introvert susah jodoh, apakah orang introvert bisa sukses dan kalau didunia pendidikan misalnya orang introvert susah lulus kuliah, sulit menjalani proses kuliah dan ketika sudah lulus kuliah mau kerja apa? dll. Dan apakah semua itu benar? Tergantung yang jalanin sih, aku sendiri juga mengalami ketakutan-ketakutan itu.



Aku dulu SMA di desa, lalu pengin kuliah ambil jurusan yang berbau-bau teknologi seperti IT atau bidang kreatif seperti bikin animasi dan semacamnya. Tapi gak jadi karena tempat kuliahnya yang bagus itu (meski swasta) posisinya di Jogja. Entah mengapa saat itu aku gak mau kuliah di Jogja, aku mikirnya gak cocok dengan lingkungan pergaulannya gitu.

Introvert Akhirnya Masuk Kuliah


Pada akhirnya aku kuliah di Semarang, cuma ambil D3 doang karena mikirnya nyoba dulu aja entar kalo lulus bisa kuliah lagi gitu kan. Aku kuliah di Politeknik Negeri Semarang bertempat di Tembalang, searea sama UNDIP karena POLINES itu dulunya memang bagian dari UNDIP tapi kemudian berdiri sendiri.

Entah mengapa dulu aku ambil jurusan Administrasi Niaga, beruntung sekali semua tidak sengeri yang aku bayangkan. Karena kuliah di Polines Jurusan AN saat itu gak jauh beda seperti kala SMA yakni masuk jam 7 pagi pulang jam 2 siang, hari Senin dan Kamis pakai seragam. Aku masuk kelas pagi jadi jadwal kuliahnya sudah pasti gak ngacak gitu, kalau yang kelas sore memang jadwal kuliahnya kadang masuk pagi kadang masuk sore atau siang.

Introvert Semasa Kuliah Dan Nilai Terburuknya


Aku menjalani kuliah biasa aja, maksudnya biasa datang duduk diam pulang kos gitu. Pelajaran yang paling gak aku suka adalah bahasa inggris, dimana nilainya dapat rekor terburuk yakni pernah dapat nilai D paling sering dapat nilai C, pernah dapat nilai AB sekali tapi aku rasa itu pak Dosennya yang khilaf *hahaha.

Aku merasa mengalami kegalauan itu waktu PKL dan awal-awal nyusun Tugas Akhir. Dulu aku PKL di PLN Ungaran yang seberang pabrik Nissin itu loh. Saat PKL itu hawanya seperti gak cocok kerja kantoran, dan sebenarnya aku tau ibu yang di PLN itu menilaiku tidak seperti yang lainnya yang layak seperti orang bekerja. Mungkin aku dianggap terlalu pendiam dan aneh, tapi untungnya teman PKL itu orangnya baik-baik jadi meski aku pendiam tetep gak dikucilkan. (Teman PKL kala itu orang Semarang semua, namanya Yuni, Yanti, Yuli). Aku ingat PKL-nya dulu Agustus 2008, udah lama dong? Ya iya, gak tau apa aku ini udah tua –hehehe-.

Introvert Galau Masalah Tugas Akhir Kuliah


Waktu Tugas Akhir yang bikin galau adalah aku dapat pembimbing dimana satu kelas pembimbingnya gak ada yang sama denganku. Udah gitu kan bahan Tugas Akhir itu harus melakukan survei ke tempat-tempat usaha langsung. Bikin proposal, bikin kuesiner ini itu, terus masalahnya apa? Ya masalahnya aku bingung mau ambil dimana, aku takut ngajuin proposal, takut ditolak. Dan akhirnya kala itu aku ngajuin lokasi survey di salah satu dealer YAMAHA di Klaten.

Selesai ngajuin proposal dan survei itu lanjut galau ngajuin proposal ke pembimbing. Teman sekelas gak ada yang sama, gak ada temennya bimbingan. Tapi ya udah gak papalah, lanjut aja terus. Dan suatu ketika aku mulai rajin ke perpus liat-liat TA lulusan sebelum-sebelumnya. Hingga akhirnya bolos sehari buat ngerjain TA, bodohnya aku kala itu bolos gak liat-liat jadwal kuliah. Nah waktu bolos itu ternyata ada jadwal kuliah yang dosennya adalah pembimbing ke II. Hari berikutnya waktu masuk kuliah ada teman bilang “wong anteng wingi nang ndi, goleki emak mu loh”, katanya bu dosen waktu absen bilang “Widhawati ini yang bimbingan sama saya kan, kok gak masuk kemana”. Hari berikutnya mau bimbingan rasanya deg-degan gimana gitu, takut dimarahi tapi ternyata tidak, karena ternyata eh ternyata bu dosen yang terkenal galak itu baik kok, aku gak pernah dimarah-marahi waktu bimbingan.

Introvert Akhirnya Lulus Kuliah


Dan akhirnya September 2008 ujian lulus, Oktober wisuda tapi aku gak berangkat. Hal yang paling aku ingat hanyalah gak pernah jajan di kantin dan gak berangkat wisuda itu aja, selebihnya kalau kuliah ya datang duduk diam pulang kos. Tapi kalau ada tugas kelompok ya ngerjain, kalau disuruh maju presentasi ya maju. Tetap bergaul ma teman-teman meski saat mereka ngobrol aku hanya jadi pendengar yang sesekali nyletuk apa gitu.

Meski sempat galau-galau gimana gitu tapi selaku introvert aku gak merasa kalau susah lulus kuliah atau sulit menjalani proses kuliah. Karena pada dasarnya tergantung yang jalanin, kalau nurutin hawa takut ini itu, diam gak mau gaul dengan teman, gak berani maju presentasi atau semacamnya tentu saja bakalan susah lulus atau sulit menjalani proses kuliah.

Introvert Setelah Lulus Kuliah


Nah dulu mikirnya habis lulus D3 pengin kuliah lagi gitu kan? Tapi pada akhirnya gak kuliah lagi karena aku mikirnya mending kerja aja gitu. Waktu masuk dunia kerja itu pun akhirnya jadi masalah baru, masalahnya adalah aku gak pernah cocok kerja kantoran jadi berulang kali jadi kutu loncat. Lalu milih jualan online dan jadi full time blogger. Kerjaannya dikamar dikira pengangguran gitu. Tapi ya gak papa dipandang pengangguran dan gak keren, yang penting adalah aku bisa dapat penghasilan gitu aja.

Aku adalah introvert yang mengutamakan kenyamanan, soal status sosial itu gak perlu. Status kerjaan gak jelas dan dicibir itu gak masalah, mereka tuh gak tau betapa nyaman dan tentramnya bisa bekerja yang gak jelas kayak aku gini (*hahaha…). Tapi sebenarnya risih juga sih ketika ada orang lain yang nyuruh-nyuruh kerja kantoran atau nyariin kerjaan ini itu, mereka seolah gak mandang bahwa aku yang dirumah aja ini juga bisa dapat penghasilan.

Aku menulis seputar introvert susah lulus kuliah, sulit menjalani proses kuliah, calon pengangguran ini karena sepertinya banyak adek-adek yang berjiwa introvert kawatir tentang ini. Intinya ya itu tadi tergantung yang jalanin dan yang terpenting adalah meski pendiam tapi jangan lupa tetap bergaul ma teman biar gak terkucilkan, kalau ada tugas kelompok ya ikut ngerjain, kalau ada tugas presentasi ya maju aja kalau perlu banyak latihan ngomong biar gak grogi waktu maju presentasi. Kalau soal kerjaan ya pilih aja yang paling cocok, paling nyaman. Karena pada umumnya orang introvert itu milih pekerjaan berdasarkan rasa nyaman. Udah gitu aja.


Salam malu-malu dari pojokan,
IG @widhawatitok

Kamis, 27 September 2018

Introvert Itu Sombong Dimata Tetangga Dan Dibilang Gak Peduli Keluarga, Pernah Merasakan?

Udah lama gak curhat disini, sepertinya aku belum pernah bikin postingan tentang introvert dimata para tetangga. Jujur saja aku adalah tipe introvert yang jarang banget gaul atau sekedar ngerumpi ditempat tetangga. Kebetulan aku tinggal didesa, tau sendiri kan kehidupan didesa seperti apa? Pokoknya gak secuek kehidupan diperkotaan. Kehidupan didesa itu tingkat ngerumpinya tinggi, dikit-dikit ngumpul diemperan ngomongin ini itu.

Ngerumpi adalah hal yang gak aku suka, kalau misal lagi ada yang ngumpul di emperan rumah pada ngobrol kadang aku keluar tapi sekedar pura-pura mendengarkan saja, gak pernah ikut nimbrung ngomongin apalagi kalau yang diobrolin adalah kejelekan orang atau tetangga lainnya yang saat itu gak ada disitu dengan kata lain ngomongin orang dibelakang alias menggunjing. Tapi seringnya aku lebih milih tetap didalam aja alias gak keluar jadi yang ngobrol diluar itu orangtua dan para tetangga.

Lalu sebenarnya gimana sih pendapat tetangga tentang aku yang gak gaul ini? Sejauh ini sih belum ada yang ngomong langsung tapi kalau berupa sindiran-sindiran tidak langsung (ngomongin dibelakang) yang bilang aku gak pernah keluar dan semacamnya itu ada. Jujur saja aku kesal kalau disindir-sindir gitu, dalam hati bawaanya doain yang jelek-jelek tuh pada orang yang suka nyindir. Tapi sebisa mungkin aku berusaha cuek.

Lalu adakah yang menyampaikan keluhan tentang sifatku yang dianggap aneh ini kepada orangtua? Yang pasti jelas ada, itulah mengapa ortu kadang ngomel bilang malu punya anak sepertiku yang gak gaul atau aneh macam ini. Jujur saja aku kesal juga dengan sikap ortu yang seolah hanya mentingin pendapat tetangga dan gak ngertiin perasaan anaknya, bahkan dengan terang-terangan bilang malu punya anak sepertiku. (*bawaannya pengin mewek aja gitu loh…. Dan maaf aku nulis ini bukan untuk menjelek-jelekan ortu atau keluarga, tapi hanya untuk menggambarkan gimana kehidupan keluarga seorang introvert yang jarang komunikasi dengan keluarga sepertiku).

Nah dari kekesalan terhadap sikap ortu itulah aku lebih sering diam dan jarang komunikasi, karena aku merasa tidak bisa menjelaskan apapun. Dan mau melakukan pembelaan seperti apapun mereka gak akan bisa ngerti gitu loh.

Lalu pernahkan dibilang gak peduli keluarga karena jarang komunikasi? Jawabnya iya! Dan jujur saja aku sendiri memang merasa kurang peduli dengan keluarga, karena bawaan perasaan bahwa mereka pun gak peduli denganku gitu loh. (*entah sikap seperti ini semacam otomatis efek timbal balik gitu).

Kadang aku ingin bersikap normal karena merasa bersalah gitu tapi tetep susah karena biasa terngiang-ngiang dengan hal-hal yang menyakitkan hati. Tau sendiri kan intovert itu baperan, sekalinya disakitin susah lupa.

Dengan sikap yang jarang komunikasi dengan keluarga macam ini tentu dimata oranglain yang salah adalah aku. Aku sendiri sadar dan selalu merasa berdosa tapi ya itu tadi susah untuk bersikap normal karena intinya keluarga sendiri juga gak bisa menerima kepribadianku yang introvert ini.

Jadi intinya aku adalah intorvert yang penuh perang batin didalam keluarga, dimana mereka gak bisa menerima keadaanku dan aku sendiri pun kesal dengan hal itu, jadinya sama-sama gak bisa saling menerima.

Dan apakah hanya aku saja yang mengalami hal seperti ini dimana orang tua atau keluarga gak ngertiin tentang sifat introvert sehingga terjadi perang batin? Tentu saja tidak, aku tau kok ada yang serupa juga tapi belum ngaku.

Oh iya postingan ini diilhami dari sebuah pertanyaan dari “Iyos Area” (dalam postingan Pentingnya Introvert Menerima Keadaan Diri Sendiri), dimana pertanyaanya seperti dibawah ini:



Entah yang dialami mirip dengan yang aku alami atau tidak tapi intinya dia juga mengalami hal yang serupa yakni kurang komunikasi dengan keluarga.

Terimakasih ya buat teman-teman yang sudah berkunjung dan menyimak blog yang isinya cuma curhat doang ini. Jangan sungkan untuk berkomentar karena siapa tau kita tipe introvert yang serupa jadi bisa saling berbagi.


Salam malu-malu,
dari pojokan

Sabtu, 17 Maret 2018

Introvert Bebas dan Pandai Curhat Dengan Tulisan Tapi ...

Update blog dikit ah, kali ini tentang curhat ala introvert. Nah ngomongin soal orang introvert selain dicap pemalu, pendiam, biasanya juga terkesan sebagai sosok yang tertutup ya gak? Meski semua itu sebenarnya gak mutlak! Misal kalau dikaitkan dengan kesan tertutup sebenarnya enggak juga kan karena ada kok introvert yang curhat ini itu ke seseorang yang benar-benar akrab dan dipercaya gitu.

Kalau pun gak curhat ke seseorang secara langsung, bisa juga menyampaikan kegalauan ini itu via tulisan entah itu ditulis di sosmed atau di blog macam ini. Atau join ke grub facebook atau semacamnya yang khusus tentang introvert, dimana biasanya grub itu berbagi quote atau sesuatu yang berkaitan dengan dunia introvert, nah digrup itu bisa tuh nimbrung komen ini itu.

Introvert memang biasanya pandai menyampaikan sesuatu lewat tulisan, via tulisan cinderung lebih ekspresif, lebih cewa-wakan haha hihi walau aslinya lebih banyak diam dan cinderung suka jadi pendengar.

Kalau soal curhat via tulisan itu tergantung pribadi masing-masing sih ya, ada memang orang yang tipenya biasa nulis ini itu tanpa pandang bulu, apapun dicurhatin tanpa malu-malu. Karena memang dengan menulis kadang perasaan bisa jadi lebih plongggg, ya kan? Ibarat orang nahan emosi lalu dilampiasin dan wusss… lega rasanya.



Tapi kalau aku jujur saja enggak sembarangan curhat ini itu, terutama di sosmed atau join ke grub tertentu. Untuk menulis di blog seperti ini aja aku kadang mikir berulang kali kok. Apa yang membuat aku mikir-mikir jika ingin menulis sesuatu? Ya biar pun hanya sekedar tulisan sederhana tapi jangan sampai isinya cuma keluhan yang gak penting, apalagi hal-hal yang sebenarnya bersifat pribadi.

Intinya kita bebas menulis apapun, tapi gak semua hal harus ditulis. Karena kadang memang ada sesuatu yang gak harus diungkap pada orang lain, jadi biarkan saja hanya diri sendiri dan Tuhan yang tau. *udah gitu aja (tapi ini hanya pandangan pribadi loh ya…., bisa jadi berbeda dengan pandangan orang lain).

Jadi meski aku punya banyak blog dan bebas nulis ini itu tapi sebenarnya ada banyak hal yang tetap rahasia. Ya kalau di blog ini memang pada dasarnya hanya berisi curhat seputar hal-hal yang berbau introvert menurut apa yang aku rasakan, kalau di blog lain seperti di www.drpojokan.com itu biasanya nulis pengalaman ini itu secara random.

Yang pasti lewat tulisan bisa menjadi relaksasi tersendiri, selain itu kadang bisa menemukan orang yang sepaham misal nulis tentang introvert kayak gini ternyata ada yang pengalamannya atau pandangannya sama atau hampir sama dengan apa yang aku tulis. (*lumayan kan akhirnya dapat teman, siapa tau bisa bikin introvert squad ala-ala artis sosialita… haha).

Kalau misal ada masalah dengan orang lain, lebih enak diselesaikan dengan ketemu langsung atau kalau gak bisa ketemu langsung bisa secara DM/Inbok atau WA secara personal (bukan WAG loh ya). Ya pokoknya tahan....jangan sampai lepas dan ditulis distatus facebook atau di curhatin di IG atau tempat umum lainnya. Karena ketika kita curhat memang ada perasaan lega namun jika curhatnya tidak pada tempat yang tepat maka hanya akan nambah masalah baru. Misalnya  curhat distatus facebook tentang masalahnya dengan si A, yang tadinya hanya masalah berdua aja tapi akhirnya semua jamaah yang ada difacebook tau, masing-masing pada ikut nimbrung komen ini itu. Belum lagi kalau misa si A gak terima masalahnya diungkap di facebook, pasti tambah panas deh.

Udah gitu aja deh....

Salam malu-malu,
dari pojokan

Kamis, 23 November 2017

Introvert Itu Cuek dan Bermuka Datar, Masak Iya Gitu?

Introvert Itu Cuek dan Bermuka Datar, Masak Iya Gitu? || Curhat lagi ah, jadi ceritanya suatu ketika ada yang bilang kalau introvert itu orangnya cuek terus juga mukanya datar. Kalau cuek itu paham maksudnya tapi kalau muka datar itu maksudnya gimana? apanya muka tembok nih, hahaha...

Mungkin maksudnya tuh mukanya 'anyeb' tanpa ekspresi gitu kali ya? jadi nampak cool gitu? entahlah...

Kalau menurutku, ini menurutku loh ya....!!!! Introvert itu dibilang cuek ya memang cuek, kalau soal dibilang muka datar ya karena introvert kan cinderung diem, kalem, tenang.

Meski cuek bukan berarti introvert itu gak perasaan loh ya, bisa jadi justru lebih perasa! Misal diledekin dengan julukan jomblo ngenes, orang biasa waktu diledekin terus sedih ya langsung aja hua-hua saat itu juga tapi introvert tetep diem pas diledekin mungkin mukanya biasa aja seolah gak kenapa-napa, tapi dibalik layar alias didalam hatinya bisa jadi tercabik-cabik.

Dan yang namanya introvert kalau udah sakit hati sembuhnya lama, hal-hal yang menyakitkan itu susah dilupain! Jadi meski nampak cuek dan muka datar dapat dipastikan introvert itu punya luka batin masing-masing hanya saja luka itu gak diungkapin alias disimpen sendiri.



Ngomongin soal muka datar nih, introvert itu kalau difoto terus mukanya gimana? foto genik gak? kalau aku sih kebetulan enggak! Dan bisa dibilang aku paling benci difoto. Foto profil sosmedku beberapa memang pakai foto asli tapi fotonya ya cuma itu-itu aja alias sama semua!

Bahkan dulu waktu kuliah pernah main ke mall bareng teman-teman sebut saja 'geng crot', teman-teman ngajakin masuk foto box buat kenang-kenangan tapi aku kabur ke gramedia. Mungkin dimata mereka, aku ini gak asyik banget. Tapi jujur saja waktu itu aku sebenarnya kesiksa, karena pertama gak suka suana mall yang ramai, kedua gak suka foto-foto.

Apakah gak suka difoto ini ada hubungannya dengan introvert? gak tau juga sih tapi sepertinya enggak juga, karena aku lihat ada tuh introvert yang justru doyan banget selfie terus diposting disosmed. Aku punya hp cuma buat memfoto serangga disemak-semak.

Yah kalau bagiku sih, mau dibilang cuek dan bermuka datar ya gak masalah, emang mukaku begini adanya mau gimana lagi... hahaha....

Salam Malu-malu,
dari pojokan

Kamis, 01 September 2016

Buat Introvert Tapi Pendiam, Hati-hati Jika Suka Memendam Emosi!

Buat Introvert Tapi Pendiam, Hati-hati Jika Suka Memendam Emosi! || Kalau ngomongin soal memendam emosi dalam bentuk jengkel atau semacamnya itu sebenarnya baik introvert ataupun ekstrovert sama-sama gak bagus efeknya, tapi disini aku tekankan pada kaum introvert terutama yang pendiam dimana saat emosi pun cinderung dipendam sendiri gitu kan. Curhat ke orang juga enggak, ngomel-ngomel juga enggak, banting-banting barang juga enggak, pokoknya hanya diam, sekali lagi diaaaammmmmm!!!!!!

Kalau sering mendam emosi atau rasa jengkel entah pada siapapun atau bahkan pada keluarga sebagiknya hati-hati deh. Kenapa? Antara memendam emosi dan penyakit sangat berhubungan erat, aku sendiri merasakan hal itu. Mungkin ada yang juga merasakannya? Efek memendam emosi itu bisa menimbulkan beragam penyakit. Sama-sama memendam emosi bisa aja jenis penyakit yang diderita tak sama. Misal antara aku dan masku. Ceritanya waktu kecil aku sering diam memendam emosi karena merasa tertekan dalam keluarga (dari orangtua).

Aku gak betah di rumah, jadi sering main sampai sore. Aku bisa ceria ketika diluar rumah tapi ketika kembali di rumah sudah beda lagi, cinderung emosian. Dan lama-lama aku jadi pendiam yang suka keheningan, tapi saat itu aku biasa melampiaskan emosi dengan menulis atau menggambar apapun. Buku-buku tulisku saat sekolah penuh tulisan-tulisan pelampiasan emosi, bahkan meja dan tembok juga. Yah singkat cerita aku cinderung memiliki kepribadian introvert. Disisi lain aku sering merasakan sakit-sakit yang gak jelas, seperti gampang muntah, sakit leher, bahkan dulu juga pernah sakit paru-paru.

Tapi seiring berjalannya waktu aku menyadari bahwa semua itu karena aku biasa memendam emosi, kadang aku merasa aneh karena introvertku tapi kadang merasa beruntung karena aku biasa semacam dialog dengan diri sendiri, jujur pada diri sendiri, berusaha mencerna hal-hal yang selama ini bikin jengkel atau emosi. Sekarang sih mending sudah gak lagi sakit leher dan sekitarnya.



Dan ceritanya jelang lebaran 2016 aku sempat ngobrol dengan masku, gak tau bagaimana awalnya tapi obrolan sampai membahas perasaan masa kecil. Dan aku baru tau ternyata masku juga dahulu merasa tertekan, masku dulu masa kecilnya juga sangat jengkel dan emosi tapi ditahan. Aku ingat sih dulu masku sering gak pulang ke rumah. Dan soal penyakit, dulu masku sering vertigo, dll, yang paling parah adalah matanya bermasalah, sudah mencoba berbagai macam pengobatan tapi gak bisa. Dan masku cerita saat terapi yang nerapi bilang itu semua karena kejengkelan atau emosi yang dipendam kepada orangtua. Dan sepertinya masku juga sudah menyadari efek memendam emosi itu, sekarang sih vertigo sudah enggak, tapi kalo mata masih bermasalah.

Jadi dari apa yang terjadi antara aku dan masku itu, sama-sama memendam emosi tapi efeknya bisa berbeda. Aku cenderung introvert dengan sakit-sakit gak jelas yang sempat aku rasakan, sementara masku cenderung ekstrovert dengan sakit-sakit yang jelas seperti vertigo dan yang parah adalah matanya.

Ya mau gimana lagi, semua sudah terjadi. Jaman masih kecil mana tau soal dampak memendam emosi, seolah semua mengalir begitu saja. Tapi beruntung ada kesempatan untuk menyadarinya.

Jadi buat yang hari ini masih jengkelan atau memendam emosi entah pada orangtua, pasangan (suami/istri), teman, bos dan sekitarnya semoga lekas menyadarinya karena jika diterus-terusin bakalan ada bonus-bonus penyakit tak terduga yang muncul.

Mungkin ada yang engggak percaya 'masak iya sih jengkel pada orangtua bisa jadi penyakit?', yah percaya gak percaya kalau aku sih percaya. Aku yang suka diam, sering dialog dengan diri sendiri, dan aku selalu yakin bahwa semua yang terjadi apapun itu saling berhubungan. Intinya kalau hal baik pasti kedepannya melahirkan hasil-hasil yang baik, begitu juga sebaliknya hal buruk akan diikuti hal-hal yang buruk pula. Aku memang tak sempurna karena masalah-masalah yang bagi orang lain mungkin sepele tapi buatku berat seperti 'rasa jengkelan' yang sering menghampiri itu, tapi sebisa mungkin untuk meredam itu semua karena takutnya itu semua jadi biang penyakit gitu.



Salam Malu-malu,
dr Pojokan

Selasa, 16 Agustus 2016

Introvert Memang Lebih Suka Interaksi Dengan Makluk Lain, Jadi Jangan Kaget!

Introvert Memang Lebih Suka Interaksi Dengan Makluk Lain, Jadi Jangan Kaget! || Ehmm... judulnya horor ya? dengan judul seperti ini pasti sosok Introvert itu dipandang makin aneh. Tapi plisss deh, ini bukan tentang duduk dipojokan lalu disuruh lambaikan tangan bila gak kuat. Makluk lain yang aku masud disini itu seperti hewan dan tanaman gitu loh.

Sebagian besar introvert itu lebih suka diam, mengamati ketimbang harus ngomong yang panjang dan lebar. Bahkan introvert itu kadang lebih asyik dengan benda-benda disekitarnya ketimbang dengan orang-orang yang jelas-jelas manusia yang bisa diajak ngobrol.

Aku adalah salah satu model introvert yang lebih suka main sama kucing atau lihat tanaman ketimbang harus ikutan orang ngerumpi. Kalaupun ikut ngumpul dengan orang yang asyik ngerumpi ya paling cuma jadi pendengar aja, jadi kesannya pendiam gitu. Aku suka ngamati hewan-hewan kecil entah seranga atau semacamnya. Hp-ku kebanyakan foto hewan-hewan atau apalah yang ada disekitar, sebagian kecil aku posting di instagram @widhawatitok.

Kadang aku bisa betah banget gitu disemak-semak, diam sambil clingak-clinguk. Kalau ada hewan, tanaman atau bunga yang menarik lalu difoto. Dimata orang pasti aneh, "ngapain gitu loh blusukan disemak-semak?".

Apakah ada yang merasa seperti aku? yang diam, sukanya mengamati, mencari-cari hal disekitar yang lebih menarik dibandingkan ikut rombongan ngrumpi.

Pasti ada! yakin deh! bukan maksudnya maksa biar ada temannya gitu, tapi memang sebagian introvert itu tingkahnya begitu gitu loh.

Dan bahkan mungkin ada yang sukanya itu menyimak dunia lain yang horor, bukan yang hewan atau tanaman gitu. Aku dulunya juga gitu suka banget kalau bahas dunia lain soal hantu-hantu gitu, tapi kemudian gak deh! aku percaya dunia lain itu ada cuma ya gitu deh, itu bukan dunia kita, dunia kita saat ini ya ini yang maya dan nyata bukan yang ghaib.

Buat yang introvert dan merasa lebih suka interaksi dengan benda atau makluk lain ketimbang ngobrol dengan orang disekitar maka gak perlu kaget dengan dirimu yang seperti itu, buat yang gak introvert juga jangan kaget karena memang begitulah introvert dan plisss jangan dibilang aneh karena ini tuh gak aneh cuma nyleneh *eaaa.......

Salam malu-malu
dari pojokan

Senin, 27 Juni 2016

Kenapa Introvert Itu Pendiam? Salah Satunya Karena Lebih Suka Dialog Dengan Diri Sendiri

Kenapa Introvert Itu Pendiam? Salah Satunya Karena Lebih Suka Dialog Dengan Diri Sendiri || Bukanlah hal yang rahasia bahwa introvert itu identik dengan sosok yang pendiam. Aku sendiri merasa lebih nyaman menjadi pendengar saja saat berada dalam sekumpulan orang yang sedang mengobrol. Kadang dalam diam itu semacam menganalisa obrolan atau mengamati orang-orang sekitar.

Lebih dari itu hal lain yang sering aku lakukan dalam diam adalah dialog dengan diri sendiri. Aku seringkali semacam mengobrol dengan diri sendiri. Dan berdasarkan apa yang aku baca memang orang introvert itu cenderung lebih banyak menggunakan lobus frontalis, yaitu bagian otak yang bertugas merencanakan, memikirkan penyelesaian masalah, serta mengingat.

Orang introvert lebih terampil merasuki dunia dalam, yaitu dunia dirinya sendiri. Orang introvert selalu mencoba memahami dirinya sendiri dengan melakukan banyak merenung. Maka dari itu wajar bila sosok introvert itu menjadi orang yang memahami dirinya, berpendirian atau berprinsip (saking teguhnya kadang cinderung terlihat keras kepala), tidak mudah terpengaruh oleh orang lain atau senang menjadi dirinya sendiri, mengetahui apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya.

Karena sering asyik dengan dunia dalamnya itulah introvert seringkali sibuk dengan dirinya sendiri, kurang peka terhadap lingkungannya dan akhirnya lingkungannya juga tidak dapat menerimanya dengan introvert dengan baik alias dicap aneh, gak mau bergaul dll. Introvert itu sebenarnya tau apa yg mereka mau namun sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain.

Tak jarang orang introvert itu lebih aktif didunia maya, entah ngeblog atau dimedia sosial seperti facebook, twitter dll. Dan jangan kaget bila menemui sosok yang ramai didunia maya tapi sangat pendiam ketika bertemu langsung. Seperti aku misalnya, banyak banget yang bilang atau merasa kecewa karena mereka tadinya mengenal aku didunia maya kayak orang cerewet tapi setelah tatap muka ternyata aku kebanyakan diamnya.

Yah gitu deh, intinya salah satu alasan kenapa orang introvert itu cenderung pediam adalah karena lebih suka dialog dengan diri-nya sendiri. Gitu aja! Ini sih yang aku rasakan dan mungkin oranglain yang berkepribadian introvert kurang lebih sih merasakan hal yang sama, tapi gak tau juga dhing.

Salam Malu-malu,
dari pojokan

Rabu, 29 Juli 2015

Dibalik Diamnya Seorang Introvert

Seorang introvert diidentikan dengan seorang yang pendiam nan misterius gitu, tapi tau gak sih dibalik diamnya seorang introvert itu apa yang ia lakukan? Biasanya saat diam itu sedang melakukan pengamatan atau menganalisa sesuatu, mulutnya emang diam tapi bisa jadi pikiran bahkan hatinya seperti sedang bekerja keras memahami apa yang terlihat atau terdengar.

Nah, dari hasil diamnya itu ia bisa menghasilkan hikmah atau point-point tertentu tentang mana yang negatif dan mana yang positif, mana yang harus ditiru dan mana yang semestinya dihindari. Tapi gak tau juga dhing, tergantung pola pikir masing-masing, karena apapun karakter orang, kadang ada yang cinderung berfikir positif tapi ada pula yang negatif. Atau kadang dalam diamnya itu tidak sedang menganalisa tapi sedang berimajinasi.

Lalu apa yang didapatkan dari hasil diamnya itu biasanya dikemas dalam bentuk tulisan, itulah mengapa kebanyakan orang introvert itu suka menulis, karena memang ia bisa dengan mudah menyampaikan apa yang ia pikirkan lewat tulisan entah di blog atau sedekar dalam statusnya di jejaring sosial. Kalau pun gak ditulis ya ia tetap mengambil point-point yang ada tapi untuk dirinya sendiri.

Selain itu dalam diamnya seorang introvert itu kadang juga bisa menganalisa dan menebak sifat seseorang, hanya sekedar membaca sifat loh ya bukan membaca pikiran orang. Karena aku sendiri merasakan dibalik diamku yang terkesan misterius ada teman yang mengira aku bisa baca pikiran orang, macam orang sakti atau indigo gitu, itulah mengapa kadang ada teman yang panggil aku dengan sebutan ‘mbah’ (macam mbah-mbah dukun gitu). Padahal aku diam-diam ya biasa aja, bukan yang diam-diam menghanyutkan atau mengharukan gitu.

Yah, salah satu ciri introvert yang cinderung pendiam itu kadang dipandang diam-diam menghanyutkan. Padahal diamnya introvert itu karena memang ia lebih suka mendengarkan ketimbang berbicara, itulah mengapa ada yang bilang introvert itu adalah pendengar yang baik. Dan dibalik diamnya itu kadang ada aktivitas ya itu tadi, semacam menganalisa apa yang didengar atau dilihat. Seorang introvert itu lebih sering melakukan dialog dengan dirinya sendiri sehingga lebih banyak diam.

Apa yang aku tulis ini menurut apa yang aku rasakan loh ya, mungkin aja ada juga introvert model lainnya dimana dibalik diamnya itu tidak melakukan aktivitas seperti apa yang aku tuliskan ini. Bisa aja diamnya dia itu ngantuk atau nahan kebelet **gak dhing, bercanda!

Salam Malu-malu,
Dari Pojokan

http://introvertpemalu.blogspot.com